Monday, August 8, 2022

Bisakah Mengembalikan hutan yang telah rusak?



Hutan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hutan menutupi hampir sepertiga dari seluruh daratan di bumi serta menyediakan manfaat esensial bagi seluruh spesies.

Udara yang kita hirup, air yang kita minum, semua berasal dari hutan. Saat ini, bumi sedang mengalami perubahan iklim (climate change) yang dapat mengancam kehidupan di bumi. World Bank memprediksi pada tahun 2030, efek perubahan iklim dapat membawa kemiskinan bagi 100 juta orang di dunia.

Perubahan iklim terjadi akibat penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari seperti menggunakan bensin, batu bara, dan masih banyak lagi. Hasil dari penggunaan bahan bakar fosil adalah karbon dioksida yang terlepas di udara sehingga meningkatkan suhu bumi. 

Akibatnya, bumi mengalami cuaca ekstrem yang sulit diprediksi. Musim kemarau menjadi lebih lama, suhu udara semakin panas, gunung es mencair sehingga air laut naik, dan masih banyak efek perubahan iklim yang berbahaya bagi kehidupan.

Bahkan setelah diratakan dengan tanah dan dibersihkan, hutan bisa 'hidup' kembali. Dengan bantuan teknologi dan kesabaran, sejumlah program dapat membantu hutan-hutan di dunia memperoleh kembali hak hidup mereka.

Setengah milenium lalu, hutan-hutan menutupi sebagian besar Semenanjung Iberia di Eropa. Namun hal itu berubah dengan cepat. 

Peperangan dan penjajahan selama ratusan tahun, ditambah perluasan pertanian dan penebangan kayu untuk pembuatan arang dan kegiatan ekspor telah menyapu bersih sebagian besar hutan dan mengubah kawasan seperti Matamorisca, desa kecil di Spanyol Utara, menjadi sebuah lansekap yang terdegradasi.

Daerah dengan iklim yang kering dan tanah yang tandus merupakan resep bencana dalam program penanaman hutan kembali yang umum. Akan tetapi, bagi perusahaan Land Life Company yang berbasis di Amsterdam, Belanda, karakteristik tersebut adalah syarat yang ideal. 

"Kami biasanya beroperasi di lingkungan alam yang tidak bisa 'menyembuhkan' dirinya sendiri," ujar Jurrian Ruys, sang CEO. "Kami pergi ke tempat-tempat dengan kondisi yang sulit dari segi cuaca, dengan musim panas yang sangat panas."

Di Matamorisca, mereka menggarap lahan tandus seluas 17 hektar milik pemerintah daerah dan menghujaninya dengan alat khas mereka: donat kardus yang dapat terurai yang mereka sebut dengan nama 'kepompong' yang dapat menampung 25 liter air di bawah tanah untuk membantu pembibitan pada tahun pertama. 

Sekitar 16.000 bibit pohon ek, ash, kenari, rowan, dan whitebeam ditanam pada bulan Mei 2018, dan perusahaan tersebut melaporkan bahwa 96% di antaranya bertahan dari musim panas membara tanpa sistem irigasi tambahan, sungguh suatu pencapaian luar biasa untuk tanaman muda.

"Apakah alam kembali dengan sendirinya?" tanya Arnout Asjes, kepala bidang teknologi Land Life Company, yang mengawasi gambar-gambar drone dan satelit, analisa big data, perbaikan tanah, pembubuhan QR, dan rancangan konfigurasi pohon sesuai tapak. 

"Mungkin saja, tapi akan memakan waktu hingga puluhan tahun bahkan ratusan tahun, maka kami yang mempercepat proses itu." [bbc]

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone / wa:

0812-7991-0832

Address :

Jln. AMD Talang Jambe No. 08 Kelurahan Talang Jambe

Email :

info@kilausurya.co.id