Hutan Bakau
Bakau atau tumbuhan yang memiliki nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies penyusun kawasan mangrove.
Hutan bakau kerap disamakan dengan hutan mangrove, padahal kedua hutan tersebut memiliki perbedaan.
Relawan dan Tim LindungiHutan dalam acara penanaman pohon mangrove hasil kerjasama dengan brand kecantikan Somethinc di pesisir utara Jawa.
Tumbuhan bakau menjaadi genus yang mendominasi dalam menyusun ekosistem mangrove. Tanaman ini umumnya ditemukan di garis pantai dengan kecenderungan lebih dekat dengan perairan atau laut dibandingkan daratan.
Oleh karena itu, bakau memiliki tipe perakaran yaitu tunjang sebagai bentuk adaptasi bakau dari habitatnya yang kerap diterpa pasang dan surut air laut sehingga fluktuasi perendaman air terjadi.
Hutan bakau di Indonesia tersebar di pantai timur pulau Sumatera, pantai barat serta selatan pulau Kalimantan, pantai utara pulau Jawa dan pantai barat daya Papua.
BACA JUGA : Kesadaran Meningkat Puluhan Ribu Hektar Hutan di Kalimantan Telah Direstorasi
Di wilayah Papua, hutan bakau diperkirakan tumbuh pada luasan lahan sekitar 1,3 juta ha atau sepertiga luasan bakau di seluruh Indonesia.
Beberapa tempat yang menjadi rumah untuk bakau tumbuh dan berkembang dengan baik diantaranya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
Kondisi pasang surut di Dangkalan Sunda yang relatif tenang menjadi ekosistem yang nyaman bagi bakau untuk tumbuh.
Salah satu manfaat jenis hutan bakau diantaranya menjadi tempat tinggal untuk berbagai fauna seperti biawak, kepiting bakau, udang lumpur, berbagai jenis siput dan ikan tembakul.
Manfaat lain dari hutan bakau yaitu dapat menjaga kualitas air di daerah pesisir, menjadi katalis tanah atau menjaga lapisan tanah agar lebih padat, dan memberikan dampak ekonomi yang luas untuk masyarakat baik pemanfaatannya di bidang pariwisata, perkebunan ataupun tambak.
Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk perkembangan rantai makanan yakni produsen bagi ikan-ikan kecil dan kepiting, karena tidak sedikit ikan yang memakan daun tanaman bakau untuk bertahan hidup.
Terlebih lagi, hutan bakau mampu melindungi pantai dari deburan ombak yang berpotensi mengakibatkan abrasi serta ombak tsunami yang dapat dicegah oleh bakau.
Jenis tumbuhan hutan bakau ini berbeda-beda, karena bereaksi terhadap variasi (perubahan) lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu. Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah sebagai berikut
Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang paling lama dibandingkan bagian yang lainnya; bahkan kadang-kadang terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan.
Menghadapi variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis, mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.
Jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian luar (yang kerap digempur ombak.) Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.
BACA JUGA : KLHK Tegaskan Tidak Ada Pemutihan Sawit dalam Kawasan Hutan
Di bagian yang lebih dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).
Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun kecil (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).
Jenis tanah
Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda. Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah gambut.
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan dengan terumbu karang.
Terpaan ombak
Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih tenang.
Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang berhadapan langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai. Perbedaannya, salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di bagian-bagian yang agak jauh dari muara. Hutan bakau juga merupakan salah satu perisai alam yang menahan laju ombak besar.
0 comments:
Post a Comment